Pendidikan orang tua terhadap anak akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kreativitas anak. Anak yang memiliki bakat tertentu, jika tidak diberikan rangsangan-rangsangan atau motivasi dari orang tua dan lingkungannya, tidak akan mampu memelihara, apalagi mengembangkan bakatnya.
Untuk memberikan motivasi kepada anak berbakat, orang tua atau pendidik perlu melakukan penelaahan agar dapat mengenali ciri-ciri, kebutuhan dan kecenderungan si anak yang relatif berbeda dengan anak biasa. Setelah hal-hal tersebut diketahui, orang tua atau pendidik akan bisa menjadi teladan yang baik bagi keluarga dan akan lebih mudah untuk menciptakan suasana yang cocok bagi perkembangan bakat si anak.
mengenali bakat anak dan juga kiat tips mengenali bakat anak agar anak bisa menggali bakat serta potensi yang dimilikinya dan juga bisa mengisi hari-harinya yang dilaluinya dengan suatu kegiatan yang berarti baginya dan tentunya disukai olehnya.
Tingkat perkembangan intelektual otak anak, sejak lahir sampai usia 4 tahun mencapai 50%. Oleh karena itu, pada masa empat tahun pertama ini sering disebut juga sebagai Golden Age (Masa Keemasan), karena si anak mampu menyerap dengan cepat setiap rangsangan yang masuk.
Si anak akan mampu menghafal banyak sekali informasi, seperti perbendaharaan kata, nada, bunyi-bunyian. Hingga usia 8 tahun, anak telah memiliki tingkat intelektual otak sekitar 80 %. Perkembangan intelektual otak ini relatif berhenti dan mencapai kesempurnaannya (100%) pada usia 18 tahun. Jadi setelah usia 18 tahun, intelektualitas otak tidak lagi mengalami perkembangan.
Berbicara mengenai mengenali bakat anak sedini mungkin tentunya tak akan terlepas dari peran orang tua dan juga keluarga. Peran orang tua dalam hubungannya mengenali potensi bakat anak dapat dilakukan dalam beberapa cara.
Satu hal bila orangtua dapat mengenalinya lebih cepat, orangtua dapat langsung mengarahkan dan membimbing agar minat dan bakat tersebut bisa berkembang. Sebenarnya cara mengamatinya cukup mudah, yaitu orangtua harus jeli dan sabar dalam memperhatikan perkembangan anaknya.
Cara mengenali mengetahui bakat anak diantaranya yaitu :
- Memberikan perhatian kepada anak. Perhatian dalam hal menegenali bakat anak adalah orang tua bisa berupa dan berwujud dengan memberikan sarana, prasarana, meluangkan waktu mendampingi anak latihan, mengikutkan anak berbagai lomba dan kegiatan, dan sebagainya. Buatlah suasana yang mendukung anak untuk mewujudkan bakatnya tersebut. Sehingga nantinya bakatnya bisa berkembang dengan baik.
- Mengamati bakat potensi dalam Lingkup keluarga besar. Amati pola bakat yang ada di masing-masing keluarga besar, baik yang berasal dari sang ayah maupun ibu. Bakat bagaikan "berlian" yang terpendam. Karena bakat itu, orang tua memerlukan kejernihan dalam proses melihat dan juga mengobservasi diri apa potensi / bakat masing-masing dari anak-anaknya. Selain hal tersebut, melihat dan dan juga menelusuri pula generasi sebelumnya, apa potensi dan bakat mereka terdahulu, lalu rumuskan menjadi suatu rumpun bakat yang menjadi cikal bakal bakat si buah hati atau anak-anak. Sebagai suatu contoh : ayah dan ibunya memiliki potensi dan bakat di dalam bidang musik. Kecenderungan ini akan diturunkan pada anak, soal adanya perbedaan aliran atau jenis musik itu hanya perkara selera saja dan tentunya bisa untuk dikompromikan di kemudian hari nantinya.
- Komitmen dan konsisten. Tentunya untuk mencuatkan bakat, perlu komitmen dan kesungguhan dalam menjalaninya. Hal ini dikarenakan proses dari potensi dan minat mewujud jadi bakat itu perlu waktu dan juga latihan. Jadi harus tekun, disiplin, ulet dan tak bosan, baik anak maupun orangtuanya. Lakukan latihan secara konsisten, karena untuk teraktualisasi menjadi bakat butuh stimulasi yang tetap dan terus-menerus, membentuk habituasi (kebiasaan). Ibarat tanaman butuh diberi pupuk dan disiram serta dirawat dan diperhatikan. Sehingga dengan kita kenali bakat anak sejak dini ini maka kita dapat mengembangkan bakat minat anak seoptimal mungkin.
Kreativitas akan lebih jelas terlihat pada anak usia 9-12 tahun. Anak usia itu mulai mampu memahami siapa dirinya dan pandai menyikapi permasalahan di sekelilingnya. Dia akan senantiasa mencari pemecahan atas berbagai masalah yang dihadapinya.
Setelah kita mengetahui bagaimana potensi dan kemampuan intelektual otak anak, tentunya kita tinggal menyiapkan piranti lunak (soft ware)-nya berupa materi untuk mengisi sel-sel syaraf otak yang jumlahnya satu trilyun sel. Sejak dini anak harus diarahkan dan dididik agar dapat menjadi insan yang shaleh, berilmu dan bertakwa.
Hal ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban orang tua terhadap Penciptanya dalam hal memberikan pendidikan agama.
Sehingga dengan kita bisa kenali bakat anak dan mengembangkan bakat anak yang telah ada maka diharapkan pertumbuhan dan perkembangannya akan bisa berjalan dengan baik dan optimal sehingga dengan kita mengenali bakat anak ini kita sebagai orang tua tinggal menggali dan mengarahkannya dengan sebaik mungkin.
0 comments:
Post a Comment